
Aksi demonstrasi yang terus terjadi di Thailand diperkirakan dapat menurunkan jumlah wisatawan di Negara Gajah Putih tersebut.
(Sumber: independent.co.uk)
Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand, Somsak Pureesrisak menyatakan jumlah turis asing yang masuk ke negara itu menurun hingga 300.000 wisatawan akibat aksi unjuk rasa anti-pemerintah. Kerugian diperkirakan mencapai 20 miliar baht (sekitar 600 juta dolar AS).
“Jumlah kunjungan turis dari Cina, termasuk Hong Kong dan Taiwan diperkirakan akan mengalami penurunan substansial dari 20 Januari – 1 Februari menjelang Tahun Baru China,” kata Somsak.
Fakta tersebut diperkuat dengan tingkat penyewaan hotel di Thailand yang menurun 30 sampai 40 persen pada Januari ini. Sementara pemesanan tiket pesawat yang diperkirakan naik dua persen bulan ini kemungkinan akan turun sembilan persen pada Februari.
“Empat puluh lima negara telah mengeluarkan saran perjalanan khusus yang mendesak warga mereka agar berhati-hati saat
mengunjungi Thailand,” kata staf Kementerian Luar Negeri Thailand.
Krisis politik tersebut diprediksi akan meningkatkan keuntungan pariwisata Indonesia. Diperkirakan, para wisatawan asing akan mengalihkan perjalanan mereka ke Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal Association of the Indonesia Tours and Travel (ASITA) Ainul Afifi, Indonesia justru merasakan dampak positifnya.
“Wisatawan mancanegara yang datang ke Thailand bisa beralih ke Indonesia,” katanya dalam paparan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Oktober 2013 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Afifi, perhitungan tersebut mempertimbangkan krisis Thailand yang terjadi beberapa tahun lalu. “Saat itu, wisatawan mempersingkat kunjungan ke Thailand kemudian mengunjungi negara-negara tetangganya. Indonesia adalah salah satu tujuannya,” kata Afifi.
“Apalagi, kini kondisi negara kita sedang cukup positif dan kondusif sehingga membuat wisatawan merasa aman untuk datang,” tutupnya.
Sumber: antaranews dan Kompas
Editor: Putri Yanuarti