Jakarta, Media Publica – Perancang busana Adjie Notonegoro kembali menggelar peragaan busana tunggal. Peragaan busana yang bertajuk “The Public Enemies 1920′s” diadakan di Apartemen Essence on Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (6/2).
Menampilkan 50 busana dengan siluet potongan loose dan permainan frill yang membentuk tubuh pemakainya, Adjie memilih bahan-bahan terbaik untuk pagelaran kali ini. Bahan yang dipakai untuk busana wanita adalah satin duchess, sifon silk, french tulle, tafeta, dan lace. Sedangkan untuk model pria, Adjie mengambil gaya borsalino atau gaya gangster dengan setelan jas dan rompi dalam motif paisley atau stripped dengan aksen dasi atau scarf.
“Inspirasi ini datang begitu saja, seperti halnya kehidupan bahwa dunia itu berputar. Jadi, fashion juga mengalami rotasi dan saya ingin membawa kembali keindahan fashion di tahun 1920-an,” ujar Adjie.
Daya pikat nan memukau dari dunia fashion di era 1920-an selalu menarik untuk dibahas. Di zaman tersebut, fesyen dipandang sebagai platform dalam merefleksikan kebangkitan dan emansipasi kaum wanita, yang dikenal juga dengan istilah era flapper
“Busana ini akan menampilkan keglamouran bagi si pemakainya. Dan tidak hanya busana wanita saja yang saya rancang pada koleksi ini, saya juga akan menghadirkan koleksi pria untuk menyempurnakannya,” lanjut pria kelahiran 18 Juli 1961 ini.
Tidak tanggung-tanggung, selain bergelut dengan rancangan busananya, Adjie merancang desain interior di unit apartemen yang terletak di lantai 32 tersebut.
“Ada nuansa gaya Paris dan gaya American. Tapi lebih dominan American style,” jelas Adjie saat ditanya mengenai hal tersebut.
Setelah sekian lama absen mengeluarkan karya terbaiknya, tahun ini nampaknya akan menjadi tahun pembuka kembalinya ide cemerlang yang mewarnai dunia fesyen tanah air. Melalui peragaan busana kali ini, Adjie ingin menjawab kebutuhan kaum wanita mapan yang haus akan koleksi busana mewah dan juga menawarkan kenyamanan dalam fleksibilitas untuk dikenakan dalam berbagai momen berbeda.
Sumber : kompas.com dan tempo.co
Editor : Dwi Retnaningtyas