Ada laporan mengenai serangan balasan sejak banyak pejuang Muslim mundur dari ibu Kota Bangui bulan lalu. Mereka melakukan hal itu setelah pengunduran diri Presiden Interim Michel Djotodia. Situasi keamanan di Bangui meningkat sejak kedatangan pasukan penjaga perdamaian, kekerasan di utara dan barat negara itu terus terjadi.
“Daripada hanya memikirkan Bangui saja, orang harus memikirkan apa yang terjadi di pedesaan karena apa yang kami alami di sini mengerikan,” kata Paderi Kamatari.
Elie Mbailao, Komisaris Polisi Mbaiki yang terletak sekitar 100 kilometer dari daerah di sekitar Kota Boda, mengatakan satu kelompok masyarakat menyerang masyarakat lain, demikian laporan Reuters.
“Wali Kota (Boda) telah memberitahu saya bahwa ada lebih dari 70 kematian dan lebih dari 30 rumah dibakar,” kata Mbailao mengenai kerusuhan yang meletus pada akhir pekan lalu tersebut.
Mbailao mengatakan bentrokan di sekitar kota kecil itu, 100 kilometer di sebelah barat Bangui, melibatkan warga yang bersenjatakan senapan dan parang. Peristiwa semacam itu telah sering terjadi selama satu tahun belakangan.
Kini ada sebanyak 1.600 prajurit Prancis dan sekitar 5.000 personel militer Afrika ditugaskan memusatkan perhatian pada pemulihan ketenangan disana.
Sumber : BBC dan Antara
Editor : Putri Yanuarti