Quantcast
Channel: Media Publica
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1055

Terobosan Baru dalam Riset Sel Punca Embrionik

$
0
0

Sel Punca (Sumber : antaraneews.com)

Sel Punca
(Sumber : antaraneews.com)

London, Media Publica – Terobosan baru kembali dibuat oleh para ilmuwan. Kali ini dengan menemukan cara sederhana untuk memprogam ulang sel-sel binatang dewasa kembali ke kondisi serupa sel punca embrionik yang memungkinkan mereka menghasilkan banyak tipe jaringan.

Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa sel-sel manusia pada masa mendatang kemungkinan juga bisa diprogram ulang dengan teknik yang sama, menawarkan cara yang lebih sederhana untuk mengganti sel-sel rusak atau menumbuhkan organ baru untuk orang-orang yang terluka dan sakit.

Hasil penelitian yang dilaporkan dalam dua makalah di jurnal ilmiah Nature pada Rabu (29/1) melibatkan para ilmuwan dari RIKEN Center for Developmental Biology di Jepang serta Brigham and Women’s Hospital dan Harvard Medical School di Amerika Serikat.

Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Pertama, peneliti mengambil sel-sel kulit dan darah dan membiarkan mereka mengganda. Kemudian, hasilnya diberikan tekanan “hampir ke titik kematian” serta memaparnya dengan beragam kejadian termasuk trauma, tingkat oksigen rendah dan lingkungan asam.

Salah satu dari situasi “stress” ini antara lain diciptakan dengan memandikan sel-sel dengan cairan asam lemah selama sekitar 30 menit. Hasilnya, dalam beberapa hari, para peneliti menemukan bahwa sel-sel tidak hanya bertahan dari stress tapi juga bisa kembali pulih secara alami ke kondisi yang serupa dengan sel punca embrionik.

Para peneliti menyebut sel-sel punca ini dengan sel Stimulus-Triggered Acquisition of Pluripotency (STAP) hingga selanjutnya mampu berdiferensiasi dan dewasa menjadi macam-macam sel dan jaringan tergantung pada lingkungan tempat mereka ditempatkan.

“Jika kita bisa membuat mekanisme dimana tahap diferensiasi terjaga dan hilang, ini bisa membuka peluang yang lebih besar untuk riset-riset baru dan penerapannya menggunakan sel-sel hidup,” kata Haruko Obokata, yang memimpin penelitian itu di RIKEN, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan tikus sebagai bahan percobaan. Hal tersebut dipaparkan oleh Chris Mason, ketua bagian kedokteran regenerative di University College London. Meskipun ia tak terlibat dalam penelitian tersebut, ia mengatakan bahwa pada tikus penggunaan pendekatan tersebut merupakan “metode yang paling sederhana, paling hemat biaya dan paling cepat” untuk membangun apa yang disebut sel pluripoten yang bisa berkembang menjadi banyak macam tipe sel dari sel-sel dewasa.

“Jika bekerja pada manusia, ini bisa menjadi pengubah permainan yang pada akhirnya membuat terapi sel dengan cakupan luas tersedia dengan menggunakan sel-sel pasien itu sendiri sebagai bahan awal–era pengobatan personal akhirnya akan tiba,” katanya.

Sementara Robin Lovell-Badge, ahli sel punca di National Institute for Medical Research di Inggris, mengatakan, butuh waktu sebelum perilaku alami dan kemampuan sel-sel STAP sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan dan hanya setelah itu potensi mereka dalam pengobatan akan lebih jelas.

“Tetapi yang sangat menarik untuk dicari tahu adalah mekanisme dibalik bagaimana kejutan pH rendah memicu pemrograman ulang. Dan mengapa itu tidak terjadi ketika kita makan lemon atau cuka, atau minum cola?” katanya.

Perlu diketahui, sel-sel punca adalah sel-sel utama tubuh dan mampu berdiferensiasi menjadi semua tipe sel. Ada dua tipe utama sel punca, yakni sel punca embrionik dan sel-sel dewasa atau iPS, yang diambil dari kulit atau darah dan diprogram kembali menjadi sel punca.

Sebab, untuk mendapatkan sel punca embrionik membutuhkan perusakan embrio manudia, teknik untuk menghasilkan jenis sel punca itu menimbulkan masalah etik dan menjadi sasaran protes.

Dengan adanya riset ini, penanganan penyakit yang selama ini hanya bisa diatasi dengan cara terbatas melalui pembentukan jaringan dan penumbuhan organ baru dari sel-sel punca juga ditawarkan oleh para ilmuwan.

Sumber: antaranews dan metrotvnews

Editor: Dianty Utari Syam


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1055

Trending Articles