
Jakarta (16/07), Konferensi pers Ramadhan Jazz Festival (RJF) 2013 dihadiri oleh (dimulai dari kanan kekiri) Hamsy Ishak (Perwakilan Sahabat Pulau) , Almira Della Pane (Project Officer RJF 2013), Artha M. Soeharto (Sekretaris Jendral Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA)) dan Agus Setiawan Basumi (Managing Director WartaJazz), Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta.
Foto : (MediaPublica/Verrel)
Jakarta, Media Publica – Sukses dua kali menyelenggarakan Kegiatan Ramadhan Jazz Festival (RJF) di tahun 2011 dan 2012, WartaJazz dan Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) kembali menyelenggarakan RJF yang ketiga. Bertempat di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Acara ini dimulai selepas sholat tarawih sekitar pukul 20.30 WIB.
Acara ini akan dimeriahkan oleh beberapa musisi Jazz seperti Barry Likumahuwa Project, Tulus, Idang Rasjidi, Dwiki Dharmawan, Sandy Winarta, Ibnu Rafi, Dennis Junio, Fajar Adi Nugroho, Sastrani, Agam Hamzah, Iwan Wiradz, Edy Syakroni, Bertha, Bintang Indrianto, Joel Ahmad, Khrisna Siregar, Arif Ishadi, Devian Zikri, Rio Moreno, Bass G, Suave, Yendri Balacan, Diah Ayu Lestari and Friends, Samuel, Hajar Bleh Big Band, Yk Band dari Samarinda, Azmi dari Malaysia serta pianis jazz cilik Joey Alexander.
Setiap musisi yang tampil direncanakan minimal akan membawakan satu buah lagu bertema religi yang dibalut dengan nuansa Jazz sehingga, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para penonton dalam kegiatan RJF ini.
Seperti yang dikatakan oleh Almira Della Pane, selaku Project Officer RJF 2013 bahwa RJF merupakan sarana dakwah dimana sasarannya ialah anak muda, “Kami tahu musik adalah sarana yang paling efektif, terutama Jazz yang saat ini digandrungi oleh remaja. RJF sendiri merupakan sarana dakwah,” ucapnya dalam konferensi pers RJF pada (16/07).
Selain untuk sarana dakwah, RJF ini juga merupakan suatu bentuk pendekatan diri kepada Yang Kuasa. Hal tersebut disampaikan oleh Artha M. Soeharto (Sekretaris Jendral Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA)), “Setidaknya dengan kegiatan ini mendorong remaja untuk datang dahulu ke masjid, buka puasa bersama, taraweh dan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.”
Kegiatan ini tidak dipungut biaya. Namun, sebagai gantinya bagi yang ingin menyaksikan RJF haruslah membawa buku yang nantinya akan disumbangkan ke Kepulauan Wakatobi. Rencananya, akan dibangun pula perpustakaan di Wakatobi yang akan bekerjasama dengan Sahabat Pulau. Selain buku juga dihimbau bagi para penonton yang akan hadir untuk menggunakan pakaian yang sopan karena, melihat dari tempat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelataran Masjid.
Senada dengan hal tersebut, Hamsy Ishak mengatakan bahwa dengan tiket masuk berupa memberikan buku, dapat mendukung pendidikan Indonesia yang sustainable, “Sebab tujuan Sahabat Pulau sendiri untuk memberi motivasi kepada anak Indonesia untuk mendapat pendidikan karena tidak semua bisa mendapatkan itu, disebabkan ada pengaruh pula dari culture,” lanjut Perwakilan Sahabat Pulau dalam konferensi pers RJF.
Acara ini merupakan gagasan dari WartaJazz, sebuah ekosistem Jazz Indonesia yang juga menyelenggarakan sejumlah Festival Jazz lainnya seperti Mahakam Jazz Fiesta, Balikpapan Jazz Fiesta, Bali Jazz Fiesta serta sedang berencana untuk membuat festival Jazz lainnya.
RICMA merespon tawaran WartaJazz yang diajukan melalui twitter pada akhir 2010 lalu, untuk bekerjasama menggarap kegiatan yang menyedot perhatian anak-anak muda. Hingga akhirnya terselenggarakanlah RJF.
RJF merupakan satu-satunya event jazz di dunia yang diselenggarakan di halaman masjid. RJF juga 100 persen diprakarsai oleh anak muda, yang diantaranya berasal dari remaja masjid dan volunteer. “RJF juga merupakan tempat berkespresi secara spiritual,” tutup Agus Setiawan Basumi (Managing Director WartaJazz).
Reporter : Dianty Utari Syam & Verrel Yudhistira
Editor : Mianda Aurani